Kamis, 10 Februari 2011

Perjalanan Sejarah Kerajaan Kuno Di Indonesia (part 2)

Artikel ini melanjutkan posting sebelumnya yaitu Perjalanan Sejarah Kerajaan Kuno Di indonesia.

Sekitar 1257 M


Baab Mashur Malamo menjadi Raja Gapi (pada perkembangan jaman berikutnya disebut sebagai Ternate)


Sekitar 1268 M


Wisnuwardhana, raja Singasari wafat dan digantikan oleh Kertanegara. Kertanegara mempunyai idealisme untuk menggabungkan atau mencapur ajaran Hindu dengan Budha.

Ada perbedaan sejarah mengenai Kertanegara. Ada yang mencatat kertanegara adalah seorang raja yang lalim dan senang berhura-hura, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa Kertanegara adalah seorang titisan Dewa dan raja yang bujaksana.


Sekitar 1275 M


Kertanegara memulai melebarkan kekuasaan dengan menyatukan berbagai kerajaan di Sumatra dan Jawa.



Sekitar 1280 M


Beberapa kerajaan di Jawa tidak sepakat dengan Kertanegara dan mulai memberontak. Pada waktu ini kerajaan Sukhotai (Thailand) mengambil wilayah Malaysia dan diberikan dibawah kekuasaan Sriwijaya.


Sekitar 1281 M


Kerajaan Islam di Jambi mengirimkan duta ke Kubilai Khan


Sekitar 1284 M


Kertanegara menguasai Bali dibawah kekuasaan Singasari. Raja Bali Warmadewa terbunuh dalam perang ini.


Sekitar 1289 M


Kubilai Khan mengirimkan pesan ke Singasari untuk meminta upeti (pajak). Kertanegara marah dan memotong telinga salah satu pembawa pesan dan mengirimkannya kembali ke Mongol


Sekitar 1290 M


Kertanegara menguasai Kerajaan Melayu di Sumatra dan Kerajaan Sunda di Jawa Barat.


Sekitar 1292 M


Marco Polo mengunjungi Sumatera dan Jawa.

Kubilai Khan menyiapkan invasi ke Jawa dengan lebih dari 1000 armada kapal.

Kertanegara terbunuh dalam pemberontakan; putra mertuanya Wijaya mundur (melarikan diri) dan mendirikan kerajaan baru yaitu Majapahit (sekarang Trowulan), dengan bantuan Arya Wiraraja, penguasa lokal Madura.

Bali melepaskan diri dari Singhasari di bawah raja-raja di Ubud, Pejeng.

Armada Mongol berangkat menginvasi Jawa dan mendarat di Tuban.

Majapahit adalah salah satu dari sedikit kerajaan waktu itu yang mengalahkan invasi Mongol, bersama dengan Jepang dan Mesir. Namun armada Mongol dihantam topan di sepanjang jalan, dan menolak izin untuk berlabuh di Champa (di hari ini Vietnam) untuk mengambil persediaan. Pada saat armada mencapai Tuban, tentara banyak yang sakit dan lemah.


Sekitar 1293 M


Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Mongol untuk menyerang Singasari di Kediri dipimpin oleh Jayakatwang. Pada serangan ini Kediri berhasil dikuasai. Kemudian dengan serangan mendadak, pasukan Wijaya menyerang pasukan Mongol yang lelah, sehingga pasukan Mongol kalah dan pergi meninggalkan Jawa.

Pada masa ini Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit yang pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Sesuai dengan tradisi, maka Wijaya menikahi 4 putri dari Kertanegara. Tradisi ini adalah sebuah simbol persatuan dimana keempat putri tersebut mewakili 4 kerajaan yaitu Bali, Madura, Sumatra dan Kalimantan.


Sekitar 1295 M


Rangga Lawe memberontak melawan Kertarajasa, namun pemberontakan ini gagal.


Sekitar 1298 M


Sora juga memberontak melawan Kertarajasa, namun gagal juga.


Sekitar 1309 M


Jayanegara menjadi Raja Majapahit.


Sekitar 1316 M


Nambi, putra patih memberontak. Tetapi usaha ini berhasil di gagalkan Jayanegara.


Sekitar 1319 M


Pemberontakan yang dipimpin oleh pasukan Kuti memaksa Jayanegara untuk melarikan diri ke pedesaan.
Selama pemberontakan, Jayanegara ditemani oleh seorang pemimpin muda pengawalnya, Gajah Mada. Gajah Mada menyelinap kembali ke kota untuk menyamar, dan memulai sebuah rumor bahwa Raja Jayanegara telah terbunuh. Berita ini sangat tidak diharapkan di kalangan masyarakat, yang mengatakan bahwa Kuti sebagai pemimpin baru tidak disukai dan Raja Jayanegara harus berusaha untuk merebut kembali takhtanya.


Sekitar 1328 M


Jayanegara dibunuh, mungkin dengan bantuan Gajah Mada. Tribhuwana Wijayatungga Dewi, putri dari Kertarajasa, memimpin Majapahit sampai 1350.

Sejarah mengatakan bahwa Raja Jayanegara telah mencuri istri Gajah Mada. Gajah Mada, sekarang seorang pejabat tinggi menteri, berkomplot dengan seorang tabib (dokter) untuk membunuh Raja di ranjangnya, lalu Gajah Mada membunuh tabib ini dengan alasan akan memberontak.

Pada saat ini, Odoric dari Pordonone, seorang biarawan Fransiskan dari Italia, mengunjungi Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.


Sekitar 1330 M


Gajah Mada menjadi patih dari Majapahit.


Sekitar 1333 M


Kerajaan Pajajaran berdiri dengan ibukota Pakuan (sekarang Bogor)

Perlu dicatat bahwa satu dari sedikit daerah yang tidak ditaklukkan oleh Majapahit adalah daerah Sunda Jawa Barat, Kerajaan Pajajaran. Memang kadang-kadang membayar upeti kepada Majapahit, tetapi dikenal dengan perilaku independen (tanah perdikan).


Sekitar 1334 M


Hayam Wuruk lahir dari Tribhuana Wijayatungga Dewi. Dia yang disiapkan untuk menjadi raja Majapahit nantinya.


Sekitar 1343 M


Pasukan dibawah pimpinan Gajah Mada menaklukan Bali, Dalem Bedaulu untuk Majapahit.

Dengan Gajah Madah sebagai menteri, kerajaan Majapahit menguasai upeti dari sebagian besar daerah yang sekarang disebut sebagai Indonesia. Dia diingat dengan "Sumpah Palapa", yang mengatakan bahwa ia akan menolak untuk makan rempah-rempah dan makanan (palapa) sampai semua pulau-pulau sekitar itu bersatu di bawah satu komando yaitu Majapahit. Hari ini di Yogyakarta, sebuah universitas diberi nama dirinya.

Saat ini, kronik tradisional mengatakan bahwa Majapahit mengumpulkan upeti dari "Makassar, Gowa, Banda, Sumbawa, Ende, Timor, Ternate, Sulu, Seram, Manila, dan Burni (Brunei?)". Palembang dan Bali juga dalam lingkup Majapahit, tetapi lebih bermasalah.



Sekitar 1345 M


Penjelajah Arab Ibn Battuta bekunjung ke Pasai (Samudera Pasai), Sumatra


Sekitar 1347 M


Adityawarman memimpin Minangkabau dibawah kendali Majapahit.


Sekitar 1350 M


Hayam Wuruk menjadi Raja Majapahit.

Majapahit menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian Deli, dekat Medan) di Sumatra Utara.

Mpu Tantular penyair Majapahit, yang hidup sekitar waktu ini, dikenang sebagai penulis motto "Bhinneka Tunggal Eka", yang merupakan motto nasional Indonesia hari ini.


Sekitar 1351 M


Hayam Wuruk meminta untuk menikahi putri Raja Pajajaran. Raja Pajajaran setuju, dan memulai perjalanan ke Bubat di Jawa Timur untuk upacara. Pada menit terakhir, Gajah Mada menegaskan bahwa anak perempuan akan diserahkan sebagai tindakan tanggungan upeti dari raja. Raja Pajajaran menolak untuk menyerahkan, kekerasan terjadi, dan seluruh personil dari Pajajaran terbunuh. Pajajaran menjadi bergantung secara ekonomi (bukan jajahan) Majapahit selama beberapa tahun.

Peristiwa ini yang dikenal sebagai Perang Bubat. Dan dengan adanya peristiwa ini Pajajaran merasa dikhianati oleh Majapahit dan menjadikannya musuh bebuyutan. Hingga sekarang tidak ada nama jalan atau daerah di Jawa Barat menggunakan nama tokoh-tokoh dari Majapahit.


Sekitar 1364 M


Gajah Mada meninggal. Tugas-tugas dan kewajibannya yang sangat berat dibagi kepada empat orang pejabat kerajaan.


bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berilah komentar jika anda berkesan/tidak berkesan